JOKO PRASETIYO, S.Pd

Sabtu, 13 Juni 2009

Seven Habits of Highly Effective People



Kebiasaan adalah aktivitas yang dikerjakan tanpa perlu berpikir dulu
dan 7 kebiasaan yang paling efektif menurut Stephen R Covey dalam bukunya "Seven Habits of Highly Effective People" :

1) Be proactive, jadilah proaktif yang menjadi kendali seseorang terhadap
lingkungan dibanding situasi sekelilingmu yang mengendalikanmu,
Sekilas tentang Buku
“Seven Habits of Highly Effective People”
dan Penulisnya, Stphen R Covey

2) Begin with the end in mind, mulai dengan akhir dipikiran atau disebut
kepemimpinan pribadi. Dengan ini kamu dapat konsentrasi dan
mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum bertindak, sehingga
dapat produktif dan berhasil.

3) Put first things first, dahulukan Yang Utama atau manajemen pribadi
untuk mengimplementasikan dan mengelola kebiasaan no.2 yang
bersifat mental, dan kebiasaan no.3 bersifat fisik.

4) Think win-win, berpikir menang-menang atau kepemimpinan antar
pribadi. Karena sasaran bergantung kepada hubungan dan kerjasama
dengan lainnya, maka semua perlu bagian yang adil dan menguntungkan,.

5) Seek first to understand and then to be understood, Berusaha
mengerti dulu, baru minta dimengerti. Komunikasi adalah bagian
penting, dan seperti analogi “diagnosis dulu sebelum memberikan
resep”.

6) Synergize, wujudkan sinergi/ kerjasama yang kreatif. Kekuatan kerjasama
lebih besar dari upaya per bagiannya, jadi galilah potensi
dan kebaikan konstribusi orang lain.

7) Sharpen the saw, asahlah “Gergaji” keseimbangan pembaharuan
diri, sehingga kebiasaan baik lainnya bisa tumbuh dan berkembang.
Kebiasaan 1, 2 dan 3 adalah sesuatu yang berhubungan dengan diri
pribadi atau ke dalam. Kebiasaan ini wujud kemenangan pribadi yang
diperlukan untuk berkembangnya karakter pribadi. Kebiasaan 4, 5 dan 6
adalah wujud kemenangan publik; kebiasaan ini juga berupa kerjasama
dan komunikasi yang baik. Kebiasaan ke 7 (Asahlah “Gergaji”) adalah
pembaharuan diri dalam bentuk: spiritual, mental, fisik dan sosial/emosional,
yang semuanya memerlukan perawatan dan pertumbuhan.

Selasa, 09 Juni 2009

QUANTUM LEARNING


PR lagi, PR lagi.......malas ahh, ......!, gerutu sebagian besar anak-anak saat Pak guru yang mengajar Matematika memberitahukan soal-soal yang menjadi bahan pekerjaan rumah. “Materi pelajaran ini sangat perlu, karena akan menjadi pertimbangan bagi nilai matematika untuk semester ini, jadi semua harus mengerjakannya dan akan dikumpulkan lusa pada jam ke-3”, kata Pak Joko sambil memperbaiki kaca mata bacanya. Banyak gerutu yang terdengar, saat Pak guru menutup pelajaran hari itu. Dalam situasi ini, banyak siswa yang merasa sekolah sangat membebani kehidupan mereka. Mereka tidak langsung menurut bila disuruh melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran sekolah. Mereka lebih tertarik bermain, menonton TV atau mengikuti kegiatan lain dari pada belajar. Pengamatan seperti di atas merupakan pemandangan yang umum tentang ketidak sukaan anak terhadap kegiatan belajar. Ada pula dukungan dari survey yang dilakukan oleh Tony Buzan dan Bobbi de Porter. Tiga puluh tahun lamanya mereka melakukan penelitian yang berkaitan dengan assosiasi seseorang dengan kata belajar dan bagaimana cara agar belajar menjadi suatu hal yang menyenangkan. Belajar yang membuat siswa merasa penting, aman dan nyaman merupakan target penelitian mereka. Berdasarkan teori Dr Geogi Lozanov, Bobbi de Porter berhasil menciptakan suatu iklim yang baru dalam pembelajaran di sekolah yang disebut dengan
Quantum Learning.
Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai "interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya." Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang "secara fisik adalah materi". "Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya". Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan. Bagaikan jamur yang disirami air hujan, quantum learning mendapat tanggapan positif dari seluruh penjuru dunia. Buku tentang quantum learning melejit terjual jutaan copy dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, dan mendapat pujian. Quantum learning memberikan suatu angin segar pada setiap insan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Buku ini memberikan pengalaman tentang sebuah sekolah bisnis yang menghasilkan profesional yang handal karena dalam proses pembelajarannya mengkombinasikan faktor ketrampilan-ketrampilan belajar yang mendasar seperti mencatat, menghafal dan membaca cepat, bagaimana memfungsikan otak dan sekolah ini berupaya menciptakan suasana yang aman dan penuh kepercayaan bagi guru dan siswa.

Apakah Quantum Learning Merupakan Suatu Model Pembelajaran?
Quantum learning bisa jadi merupakan teori pembelajaran yang paling handal pada saat ini. Penggabungan dari beberapa model pengajaran dan pembelajaran seperti accelerated learning, multiple inteligencies, brain research, neuro-linguistic programming, learning modalities, experiental learning dan kooperative learning terpadu dalam suatu pengetahuan tunggal yang menghasilkan suatu pembelajaran yang sangat bertenaga. Seperti orkestra dalam sebuah simfoni, berbagai elemen ini diorkestra secara hati-hati untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang lebih lengkap dan menyenangkan. Jadi dapat dinyatakan bahwa quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitasQuantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan. Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat. Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam Program Neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992) .
Prinsip Dasar Quantum learning
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang "kekuatan pikiran" yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan "cara yang menyenangkan dan bebas stres". Proses ini juga ditambah dengan faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan "kegembiraan dan tepukan."yang memompa diri untuk lebih berhasil lagi.

Otak manusia mempunyai tiga bagian dasar, yang seluruhnya dikenal sebagai “otak triune(Three in One)”.Tiga bagian dasar dari otak bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda-beda.
1). Batang atau otak reptilia, bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi-fungsi motor sensor-pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindra. Perilaku berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies. Ketika merasa tidak aman , spontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri dari bahaya inilah disebut reaksi”hadapi atau lari”. Inilah reaksi yang merupakan keharusan pada masa-masa perkembangan awal manusia, jika otak reptil ini dominan, kita tidak dapt berfikir pada tingkat yang lebih tinggi.
2). Sistem limbik atau otak mamalia, bagian otak ini fungsinya bersifat emosional dan kognitif; yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori, dan kemampuan belajar. Selain itu juga mengendalikan bioritme, seperti pola tidur, lapar,haus, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, temperatur dan kimia tubuh, metabolisme, dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol utama yang menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, indra peraba dan penciuman sebagai inputnya. Kemudian, informasi tersebut didistribusikan ke bagian pemikir di dalam otak yaitu neokorteks.
3).Neokorteks, tempat bersemanyam kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, dan sensai tubuh. Hasilnya merupakan penalaran, berfikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa,kendali motorik sadar, dan ideasi(penciptaan gagasan) nonverbal.Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak "kiri dan kanan". Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya "emosi positif, meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri." Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri. Terlepas dari perbedaan nyata dalam kecerdasan dan tingkat kesuksesan di antar orang-orang, manusia mempunyai susunan saraf yang sama. Fisiologi otak kita sangat mirip dengan otak orang lain, bahkan juga dengan pemikir cemerlang seperti Einstein dan Da Vinci.

Dikutip dari: De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki . 2002. Quantum Learning. Jakarta: Mizan Media Utama

Diposting oleh: Joko Prasetyo, S.Pd

Accelerated Learning (AL)


Pembelajaran Akselerasi (Accelerated learning) sudah berkembang sejak 1970. Ide pembelajaran ini berangkat dari hasil temuan Dr. Lozanov pada tahun 1950 yang menangani pasien gangguan psikologis dengan teknik-teknik sugesti dan menenangakan mereka dengan musik barok (abad 17). Teknik ini berhasil menyembuhkan pasien tersebut dan Dr. Lazanov menyebut ini sebagai ”cadangan pikiran yang tersembunyi”. Kemudian Dr. Lozanov mengadakan penelitian ilmu jiwa untuk memberi sugesti kepada siswa dalam pembelajaran. Dengan mengaktifkan cadangan gelombang otak pada siswa dan keberadaan jiwa dalam memimpin pribadi membuat konsentrasi, mental, disiplin dan perenungan dengan musik dalam keadaan yang rilek untuk meningkatkan memori. Ternyata siswa dapat menyerap perlajaran bahasa asing lebih cepat, musik, sugesti positif, mainan anak-anak memungkinkan selain pembelajaran cepat juga jauh lebih efektif.Pembelajaran Akselerasi (Accelerated Learning/AL) adalah salah satu cara belajar alamiah yang menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pebelajar, membuat belajar lebih menyenangkan dan memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan. Ciri dari AL adalah mementingkan tujuan, bekerja sama, luwes, gembira, banyak cara, melibatkan emosional dan multi indrawi, serta mengutamakan hasil.


Pembelajaran Akselerasi (Accelerated Learning/AL) merupakan pendekatan yang sistematis terhadap pengajaran untuk seluruh orang yang berisi elemen-elemen khusus, yang ketika digunakan bersama mendorong siswa untuk belajar lebih cepat, efektif dan menyenangkan (Bobby Deporter). Tujuan AL adalah menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar menyenangkan dan memuaskan bagi mereka dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan mereka sebagai manusia.


Prinsip-Prinsip Pembelajaran Akselerasi menurut Meier (2002) dan Rose (2003) mengungkapkan prinsip-prinsip Accelerated Learning (AL), yaitu:

1) Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.

2) Belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi.

3) Kerja sama membantu proses belajar.

4) Pembelajaran berlangsung pada berbagai tingkatan secara Simultan.

5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).

6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran.


Elemen-Elemen Pembelajaran AkselerasiAgar Pembelajaran AL efektif maka dibutuhkan elemen-elemen khusus, yakni:

1. Lingkungan Fisik, perlu diciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman.

2. Musik, dapat membantu siswa rileks dan fokus.

3. Gambar-gambar yang bermakna, informasi atau sugesti yang diberikan oleh gambar-gambar di kelas mampu memberikan uraian yang sesuai dengan topik.

4. Guru, kemampuan suara (tekanan dan intonasi) dapat digunakan untuk menangkap perhatian siswa dan menekankan poin utama.

5. Keadaan Positif, sapaan dan suara yang ramah, penggunaan bahasa yang memotivasi dapat memperlancar dan menambah daya ingat siswa.

6. Seni dan drama, tujuannya adalah agar pembelajaran lebih hidup.Langkah-langkah Pembelajaran AkselerasiAda enam langkah menurut Collin Rose disingkat dengan KUASAI atau MASTER.

K = Kuasai pikiran untuk sukses.

U = Uraikan faktanya.

A = Apa maknanya.

S = Sentakkan ingatan.

A = Ajukan yang diketahui.

I = Instrospeksi.


Bentuk Penyelenggaran:

1) Program khusus, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa bersama dengan siswa bekemampuan biasa.

2) Kelas khusus, siswa yang memiliki kemampuan luar biasa ditempatkan pada kelas khusus.

3) Sekolah khusus, siswa yang belajar di sekolah ini adalah mereka yang hanya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasaAda banyak hal yang turut mendukung berhasil-tidaknya program ini. Yakni sarana dan prasarana termasuk di dalamnya guru dan buku. Pada kelas ini guru harus memiliki kualifikasi dan kemampuan khusus, berkualitas, berpengalaman, mendapat pelatihan dan selalu siap agar dapat menyesuaikan diri dengan siswanya. Di daerah, jumlah guru yang memenuhi kualifikasi relatif sedikit, dan agak sulit untuk mendatangkan guru dari luar sekolah. Sebab harus mengeluarkan dan menambah anggaran tambahan untuk keperluan itu. Selain itu, buku yang digunakan di kelas ini diambil dari berbagai sumber, tidak berpatokan pada buku itu saja termasuk internet bisa dijadikan acuan sumber informasi. Semua ini jarang sekali dimiliki sekolah yang ada di daerah.Orang tua yang siswanya masuk kelas akselerasi umumnya sangat mendukung dan antusias. Ini dibuktikan dengan kesanggupan pembayaran uang SPP lebih besar dari siswa. Sebagian uang itu digunakan untuk membayar honor tambahan guru yang mengajar di kelas akselerasi.


Daftar Rujukan:


Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif & Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa


Rose, Colin. 2003. KUASAI Lebih cepat: Buku Pintar Accelerated Learning. Bandung: Kaifa.


Rose, Colin and Nicholl, Malcolm J. 1998. Accelerated Learning For The 21st Century: The Six-Step Plan To Unlock Your Master-Mind. New York: Dell Trade Paperback.


Rose, Colin dan Nicholl, Malcolm J. 2002. Accelerated Learning For The 21st Century: Cara Belajar Cepat Abad 21. Bandung: Nuansa


Sukarno, Nono. 2005. Penerapan Program Akselerasi di Daerah. Pikiran Rakyat (http://www.pikiranrakyat.org, diakses 20 November 2008).

TEKNIK MEREDAM EMOSI

Dalam sebuah hubungan, pertengkaran memang tidak bisa dihindari. Jika tidak hati-hati, masalah kecil akan menjadi besar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, simak tips mendinginkan suasana ini.

1. Tenang, ambil jeda waktu beberapa menit ketika muncul perasaan ingin ‘meledak’. Anda bisa pergi ke ruangan lain dan lepaskan ‘ledakan’ itu di sana. Bila perlu, ambil waktu lebih panjang. Setelah tenang, temui kembali pasangan dan selesaikan masalah dengan kepala dingin.

2. Hindari Kata ’Selalu’ Dan ‘Tidak Pernah’.“Kamu selalu begitu” atau “Kamu tidak pernah mengerti perasaanku”. Ucapan ini sering terlontar ketika kita marah pada pasangan. Padahal, penggunaan kata-kata ini akan semakin memperuncing pertengkaran. Hindari ucapan tersebut atau coba katakan lebih spesifik dan jelas.

3. Stop Berultimatum apa pun masalahnya, pertengkaran bukan akhir sebuah hubungan. Jadi, jangan mengeluarkan ultimatum atau mendeklarasikan hubungan Anda telah berakhir. Fokuskan perhatian pada inti masalah. Jangan biarkan diri Anda terbawa suasana.

4. Jangan Katakan “Aku benci Kamu”. Apa pun yang Anda rasakan saat bertengkar, jangan pernah sekali pun mengeluarkan ungkapan benci. Apalagi jika sebenarnya Anda tidak bermaksud seperti yang Anda katakan. Ungkapan seperti, “Aku benci kalau kamu bersikap seperti itu”, akan lebih enak didengar dibandingkan “Aku benci padamu”.

5. Toleran. Taktik bagus untuk menenangkan dan mendinginkan suasana adalah dengan berkata lembut dan halus pada pasangan yang sedang ‘panas’ hati. Bersikaplah lebih toleran, sabar dan tempatkan diri Anda di posisinya. Jika Anda tak pernah melakukan hal ini pada pasangan, jangan harap dia akan berbuat sama pada Anda.

6. Jangan Akhiri Pertengkaran Dengan Pertengkaran. Maksudnya, jangan mengomentari pertengkaran yang telah lewat secara berlebihan. Tidak penting siapa yang mulai menyela atau berteriak, jika Anda dan dia telah setuju dan berdamai. Hentikan tindakan atau ucapan yang dapat menyulut pertengkaran baru.

7. “Maaf”. Kata ini memang memiliki kekuatan magis yang besar dan bekerja sangat baik dalam menyelesaikan pertengkaran. Mintalah maaf kalau pernah berlaku tidak baik selama pertengkaran, meski Anda merasa tidak bersalah dalam pertengkaran tersebut.Bagian terbaik dari sebuah pertengkaran adalah saat berbaikkan. Jadi, berbaikanlah. Nyatakan perasaan cinta Anda dan peluk dia!